Bank Syariah Indonesia (BSI) telah mencapai berbagai pencapaian dalam upaya keberlanjutan lingkungan. Menurut Wakil Direktur Utama BSI, Bob T. Ananta, perusahaan telah memiliki landmark bangunan hijau di Aceh, menggunakan panel surya di outlet BSI Mayestik dan Mataram, memiliki 35 unit motor listrik, dan stasiun pengisian daya di beberapa rest area. Selain itu, BSI juga telah melaksanakan tiga program kegiatan hijau, yaitu efisiensi energi, pengelolaan limbah, dan pengurangan penggunaan kertas.
Hingga September 2023, BSI juga berhasil mengurangi emisi karbon sebanyak 63,4 ton CO2 dan mendaur ulang 17,2 ton limbah plastik. Selain itu, BSI juga memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar Rp 177,5 miliar. CSR tersebut terbagi ke dalam empat pilar utama, yaitu pilar sosioekonomi (Desa BSI dan UMKM), pilar spiritual (pembangunan masjid dan mobil musholla), pilar pemberdayaan masyarakat (beasiswa), serta pilar kebaikan dan lingkungan (santunan yatim, penanaman pohon, dan gerakan berkelanjutan).
Bank Syariah Indonesia merupakan hasil penggabungan dari tiga bank syariah milik BUMN, yaitu Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah, dan Bank BRIsyariah. Bank tersebut mulai beroperasi pada 1 Februari 2021 dengan tujuan mengoptimalkan potensi keuangan dan ekonomi syariah di Indonesia. Bank Syariah Indonesia juga memiliki visi untuk menjadi salah satu dari sepuluh bank syariah terbesar di dunia dalam lima tahun ke depan.
Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, Bank Syariah Indonesia tercatat sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia (kode saham: BRIS). Per September 2023, Bank Syariah Indonesia memiliki total aset sebesar Rp 320 triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 262 triliun, dan total pembiayaan sebesar Rp 232 triliun. Bank ini juga memiliki lebih dari 1.100 outlet dan 2.500 jaringan ATM yang tersebar di seluruh Indonesia.
Seluruh keberhasilan dan kekuatan ini akan dimanfaatkan oleh Bank Syariah Indonesia untuk memberikan layanan dan produk keuangan syariah yang lengkap dalam satu atap, memenuhi berbagai kebutuhan nasabah dari berbagai segmen, termasuk UMKM, ritel, komersial, grosir, dan korporasi baik di dalam maupun di luar negeri.
Sumber: Republika
