Home Berita Kurangi Impor Beras, Mentan Gencarkan Akselerasi Tanam Padi

Kurangi Impor Beras, Mentan Gencarkan Akselerasi Tanam Padi

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) sedang mempercepat penanaman padi di berbagai wilayah untuk meningkatkan produksi dan mengurangi impor beras pada tahun 2024.

Amran menyatakan hal tersebut saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada hari Senin (6/11/2023). Ia menjelaskan bahwa penanaman cepat ini dilakukan sebagai respons terhadap mundurnya musim tanam yang terjadi selama satu hingga dua bulan akibat kekeringan yang disebabkan oleh fenomena El Nino. “Saat ini, kami harus melakukan penanaman cepat agar dapat mengurangi impor pada tahun depan,” ujarnya.

Menurut Amran, penanaman cepat ini akan dilakukan terutama di lahan yang dilengkapi dengan fasilitas irigasi. Luas lahan yang akan digunakan mencapai satu hingga 1,5 juta hektar di Indonesia. Penanaman cepat yang dimaksud Amran adalah penanaman yang dilakukan setelah panen, juga dikenal dengan sebutan “tanam culik”.

Selain itu, Kementan juga akan memberikan insentif bibit untuk mendukung penanaman cepat ini. “Tanam culik adalah istilah petani untuk tanam setelah panen selesai. Itu yang kita maksud dengan tanam culik,” jelas Amran.

Langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah peningkatan indeks pertanaman di lahan rawa. “Indeks pertanaman di daerah rawa mineral yang saat ini hanya dilakukan sekali tanam, akan ditingkatkan menjadi dua kali tanam, dan yang melakukan dua kali tanam akan ditingkatkan menjadi tiga kali,” kata Amran.

Kementan juga akan membangun embung untuk menyimpan air hujan, mengingat Indonesia saat ini sudah memasuki musim hujan. Embung tersebut dapat digunakan untuk pengairan lahan persawahan.

Amran menyampaikan bahwa ini merupakan arahan dari Presiden. “Oleh karena itu, kita harus bergerak cepat karena dampak El Nino mengakibatkan mundurnya masa tanam, yang berarti puncak panen juga akan mundur. Kita harus bergerak cepat,” ujar Amran.

Amran optimis bahwa penanaman cepat ini akan efektif meningkatkan produksi beras. Ia menjelaskan bahwa pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo sebelumnya, Indonesia mencapai swasembada beras pada tahun 2017, 2019, dan 2020. Pada periode tersebut, Indonesia tidak mengimpor beras medium. Namun, upaya ini terhambat oleh El Nino pada tahun ini.

Meskipun begitu, Amran mengatakan bahwa produksi beras saat ini mencapai 30 juta ton, sementara kebutuhan juga sebesar 30 juta ton. Oleh karena itu, impor dilakukan untuk cadangan di gudang.

Sumber: Republika

Exit mobile version