Home Berita Pemerintah Provinsi Jawa Timur Berharap PT Smelting Menguatkan Pengembangan Industri Hilir

Pemerintah Provinsi Jawa Timur Berharap PT Smelting Menguatkan Pengembangan Industri Hilir

SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa optimis bahwa PT Smelting yang baru saja diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, dapat memperkuat sektor hilirisasi industri, terutama di wilayah provinsi tersebut.

Menurut Khofifah, efek dari aktivitas hilirisasi industri dari PT Smelting dapat meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri, menarik investasi masuk ke Tanah Air, menghasilkan devisi besar dari ekspor, serta menambah jumlah lapangan kerja.

“Kami berupaya mendukung kebijakan hilirisasi industri meliputi industri berbasis agro, berbasis tambang dan mineral, serta berbasis migas dan batu bara yang ada di Jawa Timur,” kata Khofifah dalam keterangannya di Surabaya, Sabtu (16/12/2023).

PT Smelting adalah pabrik peleburan dan pemurnian tembaga dengan luas wilayah 28,5 hektare di kawasan industri Gresik. Pembangunannya dimulai pada tahun 1996 hingga 1998. Kemudian melakukan empat kali ekspansi mulai tahun 2004, 2006, 2009, dan 2018.

Peresmian oleh Presiden Jokowi pada 14 Desember lalu merupakan ekspansi PT Smelting di Gresik yang kelima dengan kapasitas pemurnian konsentrat menjadi 1.300.000 ton per tahun. Nilai investasi dari ekspansi tersebut sebesar 250 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 3,7 triliun yang dibiayai oleh PT Freeport Indonesia.

Khofifah mengungkapkan bahwa PT Smelting menggunakan teknologi Mitsubishi dan ISA yang ramah lingkungan untuk peleburan serta pemurnian tembaga. Dari proses pengolahan tembaga di PT Smelting, dihasilkan beberapa produk samping seperti sulfuric acid, copper slag, gypsum, anode slime dan copper telluride. Semua produk ini bisa dijual dan digunakan oleh banyak konsumen di dalam negeri dan luar negeri.

PT Smelting yang telah diresmikan Presiden Jokowi akan mendukung smelter yang ada di kawasan industri JIIPE Gresik yang bisa memproduksi 1,7 juta ton per tahun. Sehingga nantinya Indonesia mampu memproduksi tembaga dan turunannya menjadi 3 juta ton per tahun.

Diyakini jika nanti semua sudah beroperasi dan menghasilkan berbagai sumber energi tembaga dan turunannya, banyak negara di dunia akan berinvestasi membangun industri turunan tembaga di Indonesia. Maka selanjutnya seluruh hasil mineral, tembaga, timah dan berbagai turunannya harus diolah menjadi barang setengah jadi hingga barang jadi.

“Tidak boleh lagi mengirim bahan mentah. Sektor mineral, tembaga, timah, nikel semuanya harus dihilirisasikan agar nilai tambah ada di negara kita,” tutur Presiden Jokowi saat peresmian.

Sumber: Republika

Exit mobile version