Home Berita Sri Mulyani: Realisasi Subsidi Energi Menurun, Amukan Harga Minyak Mereda

Sri Mulyani: Realisasi Subsidi Energi Menurun, Amukan Harga Minyak Mereda

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa realisasi sementara subsidi energi pada tahun 2023 mencapai Rp 164,3 triliun. Realisasi tersebut mengalami penurunan sebesar 4,4 persen dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai Rp 171,9 triliun.

“Subsidi energi mengalami pertumbuhan negatif 4,4 persen (yoy). Hal ini dipengaruhi oleh penurunan harga minyak dunia dan pelemahan kurs rupiah,” ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN 2023 di Gedung Djuanda 1, Kementerian Keuangan, Jakarta, pada Selasa (2/1/2024).

Menteri keuangan itu menjelaskan bahwa realisasi subsidi energi sebesar Rp 164,3 triliun terdiri dari subsidi BBM dan LPG tabung 3 kilogram sebesar Rp 95,6 triliun dengan kontraksi sebesar 17,3 persen (yoy). Sedangkan subsidi listrik sebesar Rp 68,7 triliun mengalami pertumbuhan sebesar 22,2 persen (yoy).

Untuk penyaluran bahan bakar minyak (BBM) terdiri dari solar dan minyak tanah yang mencapai 16,5 juta kiloliter dan LPG 3 kg sebesar 7,7 juta ton metrik (MT). Sementara subsidi listrik sudah dinikmati oleh 40 juta rumah tangga.

Sri Mulyani juga meminta kepada PT Pertamina untuk menyiapkan strategi yang tepat dalam penyaluran subsidi energi. Dalam pelaksanaan transformasi pendistribusian LPG tabung 3 kilogram sudah tepat sasaran. Proses pendataan penggunaan LPG tabung 3 kilogram di subpenyalur atau pangkalan berbasis teknologi telah dilaksanakan sejak 1 Maret 2023.

“BBM bersubsidi sudah memiliki aplikasi MyPertamina, ini merupakan upaya untuk subsidi menjadi lebih tepat sasaran. Ini diberikan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan bantuan dari negara kita,” kata Sri Mulyani.

Terkait kurang bayar subsidi energi, Sri Mulyani menegaskan bahwa kewajiban pemerintah sudah dibayarkan. Artinya, posisi keuangan Pertamina dalam kondisi kuat dan sehat.

“Pertamina, PLN seharusnya memiliki posisi keuangan yang jauh lebih baik dan sehat, karena kita membayar subsidi tepat waktu bahkan yang saat ini sudah kita bayar sampai kuartal ketiga,” tegasnya.

Secara keseluruhan, realisasi belanja subsidi pada tahun 2023 mencapai Rp 269,6 triliun pada akhir 2023. Nilai ini naik 6,85 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu Rp 252,8 triliun.

Realisasi belanja subsidi ini terdiri dari subsidi energi sebesar Rp 164,3 triliun dan subsidi nonenergi sebesar Rp 105,3 triliun. Realisasi subsidi energi mengalami peningkatan sebesar Rp 24,3 triliun dibandingkan dengan realisasi tahun 2022 yang mencapai Rp 81 triliun.

Dia juga menjelaskan bahwa komponen dari subsidi nonenergi mencakup subsidi pupuk sebesar Rp 42,1 triliun, subsidi PSO sebesar Rp 5,1 triliun, subsidi bunga kredit program sebesar Rp 46,9 triliun, dan subsidi pajak ditanggung pemerintah (DTP) sebesar Rp 11,3 triliun.

“Subsidi pupuk sudah tersalurkan sebanyak 6,1 juta ton. Debitur KUR minimalis diberikan kepada 4,6 juta penerima, realisasi penyaluran kredit KUR Rp 259,8 triliun, dan subsidi perumahan sebanyak 229 ribu unit,” ungkap Sri Mulyani.

Sumber: Republika

Exit mobile version