Home Berita Tips Psikiater: Menghadapi Dampak Psikologis Anak Ketika Orang Tua Terlibat Judi Online

Tips Psikiater: Menghadapi Dampak Psikologis Anak Ketika Orang Tua Terlibat Judi Online

News

Menghadapi Dampak Psikologis Anak Ketika Orang Tua Terlibat Judi Online/(pixabay)

SUARA INDONESIA, JAKARTA – Judi online bukan hanya memengaruhi para pemainnya, tetapi juga dapat berdampak besar pada kesehatan mental anak-anak mereka. Meningkatnya jumlah orang dewasa yang terjerat dalam perjudian daring ternyata berimbas pada psikologis anak-anak yang berada dalam lingkungan tersebut.

Psikiater dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Gina Anindyajati, mengungkapkan bahwa anak-anak yang orang tuanya terlibat judi online memerlukan perhatian dan dukungan khusus untuk mengatasi dampak psikologis yang mungkin timbul.

Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan di mana orang tuanya terlibat judi online seringkali merasakan kebingungan, kecemasan, dan bahkan rasa malu. Kondisi ini dapat mengganggu perkembangan emosional dan sosial mereka.

“Anak-anak sering merasa terisolasi dan kesulitan mengungkapkan perasaan mereka terkait dengan masalah yang dihadapi keluarga mereka,” ujar dr. Gina.

Anak-anak membutuhkan dukungan dari orang-orang di sekitar mereka, baik dari keluarga, teman, maupun lingkungan sosial yang lebih luas, agar mereka bisa merasa lebih aman dan dihargai.

Keadaan yang penuh ketidakpastian seperti ini bisa memicu gangguan kecemasan, stres, atau bahkan depresi pada anak-anak, yang akan semakin memperburuk kondisi psikologis mereka.

Dr. Gina menyarankan agar anak-anak ini diberikan ruang untuk berbicara mengenai perasaan mereka. Lingkungan yang penuh perhatian dan stabil akan membantu anak merasa lebih dihargai dan mampu mengatasi tekanan yang mereka alami. Berikut beberapa cara untuk membantu anak-anak yang terpengaruh oleh perjudian online orang tua mereka:

Anak-anak perlu merasa bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi masalah ini. Kehadiran figur dewasa yang peduli sangat penting, baik itu anggota keluarga atau guru, yang bisa memberikan pengertian dan dukungan.

Psikiater menganjurkan agar anak-anak diajarkan untuk memahami dan mengelola perasaan mereka. Melalui kegiatan seperti menulis atau berbicara, anak-anak bisa belajar untuk mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang sehat.

Kegiatan seperti olahraga, seni, atau aktivitas sosial lainnya dapat membantu anak-anak membangun rasa percaya diri dan mengalihkan perhatian mereka dari masalah yang dihadapi. 

Melibatkan konselor atau psikolog anak yang berkompeten dalam menangani masalah ini sangat penting. Profesional dapat memberikan dukungan yang lebih spesifik dan membantu keluarga dalam mengatasi dampak psikologis yang muncul.

Sekolah memiliki peran penting dalam mendeteksi tanda-tanda masalah emosional pada anak. Guru dan staf sekolah bisa membantu memantau perubahan perilaku dan memberikan dukungan yang diperlukan.

Lingkungan yang penuh kasih sayang dan stabil dapat membantu menenangkan anak-anak yang sedang menghadapi masalah besar. Kehadiran figur dewasa yang positif akan memberikan rasa aman dan membantu anak merasa dihargai. Sebagai orang dewasa, kita memiliki kewajiban untuk memberikan dukungan penuh kepada anak-anak yang terpengaruh oleh masalah ini.

Penting untuk mengingat bahwa setiap anak membutuhkan perhatian khusus yang disesuaikan dengan kondisi mereka. Dengan dukungan yang tepat, anak-anak yang tumbuh di lingkungan seperti ini masih dapat berkembang dengan sehat dan bahagia. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Aditya Mulawarman
Editor : Mahrus Sholih

Source link

Exit mobile version