Ziyan Ahmar, seorang siswa yang mencintai literasi budaya Carakan, merupakan salah satu contoh kecintaan terhadap warisan budaya tak benda yang dimiliki oleh masyarakat Madura. Meskipun aksara Carakan tidak lagi umum digunakan untuk menulis, nilainya tetap dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Madura, serta dapat ditemui di museum dan acara perlombaan di sekolah. Meski banyak generasi muda, terutama generasi Alpha, mungkin tidak tertarik dengan aksara Carakan yang dianggap kuno, Ziyan justru menunjukkan kesukaannya dan keberhasilannya dalam ajang lomba Carakan.
Ziyan mendapatkan motivasi dan dukungan dari guru dan orang tuanya untuk terus belajar tentang aksara tradisional tersebut. Bagi Ziyan, kecintaannya terhadap Carakan merupakan bentuk literasi budaya dan seni yang ia terus kembangkan dan lestarikan. Melalui pemahaman literasi budaya, ia yakin dapat menumbuhkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa dan negara Indonesia. Meski diakui sebagai bentuk tulisan yang rumit, Ziyan tetap menikmati setiap momen saat menggores aksara Carakan di atas kertas.
Meskipun di lingkungannya, banyak teman sekelasnya yang tidak tertarik dengan pembelajaran aksara Carakan karena dinilai rumit, Ziyan tetap dengan semangatnya untuk belajar dan melestarikan warisan budaya tersebut. Dengan dedikasinya sebagai seorang siswa yang juga menghafal Al-Qur’an, Ziyan menunjukkan bahwa kecintaan terhadap literasi budaya dapat diwujudkan melalui kesukaan, ketekunan, dan semangat belajar.