Universitas Brawijaya (UB) di Malang, Jawa Timur, telah menunjukkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, inklusif, dan bebas diskriminasi. Prinsip Gender Equality, Disability, and Social Inclusion (GEDSI) telah diintegrasikan ke dalam kebijakan akademik, manajerial, dan pengembangan sumber daya manusia UB. Langkah-langkah progresif yang diambil oleh UB, seperti Pusat Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) dan Unit Layanan Terpadu Perlindungan Perempuan (ULTKSP), mewujudkan komitmen tersebut.
Kepala Pusat Konseling Pencegahan Kekerasan Seksual dan Perundungan UB, Ulifa Rahma, MPsi, menjelaskan bahwa UB memberikan layanan konseling gratis sejak tahun 2017. Layanan ini mencakup berbagai permasalahan, mulai dari akademik, keluarga, relasi, karier, hingga kasus kekerasan dan perundungan. Layanan ini mencakup tatap muka dan daring dengan berbagai profesional seperti psikolog, psikiater, konsultan hukum, maupun peer counselor.
UB telah membantu 600 hingga 800 mahasiswa setiap tahun melalui layanan konseling ini. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengatasi permasalahan mereka, mengembangkan potensi diri, dan membentuk perilaku positif. Layanan konseling diperkuat oleh psikoedukasi dan pelatihan lainnya yang diselenggarakan secara rutin.
Di samping itu, UB juga berkomitmen untuk mendukung mahasiswa difabel agar dapat mengakses pendidikan tinggi dengan setara, bermartabat, dan berdaya saing. Layanan difabel tersebut mencakup dukungan dalam kegiatan akademik, aksesibilitas fisik dan lingkungan kampus, literasi dan pengetahuan, mobilitas, serta pengembangan ruang diskusi yang inklusif.
Melalui layanan-layanan yang dapat diakses oleh mahasiswa, UB tidak hanya memfasilitasi keberadaan mahasiswa difabel di kampus, tetapi juga mendorong kesadaran akan inklusivitas dan keadilan dalam lingkungan akademik. Universitas Brawijaya menekankan pentingnya kesetaraan gender dan keberagaman sebagai landasan untuk menciptakan iklim akademik yang adil dan bermartabat.UB percaya bahwa keberagaman adalah kekuatan, dan inklusivitas adalah kunci untuk inovasi, keadilan, dan kemajuan pendidikan.