Pemain PSG, Achraf Hakimi, telah lama dikenal sebagai pesepakbola yang mewakili Muslim taat di dunia sepak bola Eropa. Identitas keagamaannya selalu ia tunjukkan secara terbuka, meskipun kini reputasinya tercoreng oleh kasus hukum serius yang menjeratnya, dugaan pemerkosaan yang dapat menghadirkannya di pengadilan dengan ancaman hukuman penjara hingga 15 tahun. Hakimi, selain tampil konsisten di lapangan, juga dikenal sebagai pribadi religius sejak masa muda. Ia sering mengekspresikan kebanggaannya sebagai Muslim dan kerap melakukan sujud syukur setelah mencetak gol, menunjukkan rasa syukurnya kepada Allah SWT. Kedekatannya dengan ibunya pun menjadi sorotan publik, terutama saat memeluk ibunya usai pertandingan Maroko di Piala Dunia 2022. Namun, kehidupan pribadi Hakimi juga terdampak dengan kabar kasus ini, di mana istrinya, Hiba Abouk, menggugat cerai. Selain itu, selama di Prancis, Hakimi menolak mendukung kampanye LGBT, yang kemudian membuatnya dihujani kritik dan mendapat sanksi. Dengan dua sisi kehidupan yang kontras ini, masa depan Hakimi kini tergantung pada proses hukum yang sedang berlangsung. Penentuan apakah dia bersalah atau tidak akan mempengaruhi citra publiknya, dari sosok panutan menjadi terdakwa dalam kasus pemerkosaan.