Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tidak puas dengan keberhasilan transformasi saat ini. Selama empat tahun menjabat, Erick berhasil meningkatkan laba BUMN secara signifikan, dari Rp 13 triliun pada 2020 menjadi Rp 124 triliun pada 2021, dan Rp 250 triliun pada 2022.
Erick mengatakan bahwa meskipun telah mencapai hasil yang baik, masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki. Keuntungan yang telah diraih masih dianggap belum cukup, makanya Erick ingin mendorong transformasi lebih lanjut ke depan.
Erick mengapresiasi kerja keras timnya dalam menghadapi tantangan, seperti saat pandemi COVID-19, tim berhasil menghadirkan vaksin, obat-obatan murah, dan mendirikan rumah sakit. Erick mengatakan bahwa kepemimpinan dan sistem yang berkelanjutan menjadi dasar utama untuk melanjutkan tren positif transformasi BUMN.
Selain memperbaiki aspek bisnis BUMN, Erick juga menekankan pentingnya tata kelola perusahaan yang baik. Untuk itu, Erick melibatkan aparat penegak hukum (APH) dalam memberantas praktik negatif di lingkungan Kementerian. Erick menekankan pentingnya transparansi untuk memastikan publik mengetahui apa yang terjadi di dalam perusahaan.
Erick menekankan bahwa check and balance sangat penting dalam membangun tata kelola perusahaan yang transparan dan profesional. Erick berharap kerjasama dengan Kejaksaan dapat menjaga kebersihan dan memperbaiki sistem, bukan hanya menangkap pelaku, namun juga memperbaiki sistem secara berkelanjutan di masa depan.
*sumber: Republika.