BP Tapera mengajak milenial untuk mengambil kredit perumahan agar bisa memiliki hunian pertama. Mereka menekankan bahwa saat ini banyak program hunian yang bisa diakses. Adi Setianto, Komisioner BP Tapera, mengatakan bahwa kalangan muda tidak perlu khawatir karena mereka bisa memiliki rumah di tengah kesulitan memiliki aset properti pribadi. Melalui pembiayaan KPR Rumah Tapera, milenial dan Gen Z bisa memiliki rumah pertama mereka dengan batas maksimal penghasilan Rp 8 juta dan cicilan mulai Rp 989 ribu serta pembiayaan sesuai prinsip syariah. Seluruh segmentasi pekerjaan, termasuk ASN, pekerja swasta, dan pekerja mandiri bisa memanfaatkan rumah Tapera.
Pekerja mandiri, milenial, dan Gen Z bisa memiliki rumah melalui tabungan rumah Tapera. Hirwandi Gafar, Direktur Consumer Bank BTN, menjelaskan bahwa kriteria hunian bagi milenial adalah lokasi perumahan yang berada di pinggir kota atau perbatasan kota, tersedianya fasilitas pendidikan, kesehatan, hiburan, dan transportasi umum. Milenial dan Gen Z mendominasi realisasi KPR dengan 71 persen. Hirwandi menekankan agar milenial dan Gen Z tidak ragu untuk memiliki rumah karena hidup bukan hanya tentang saat ini.
Berdasarkan data BPS Tahun 2020 yang disampaikan oleh Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan, Kementerian PUPR, sebanyak 70,72 persen penduduk dalam usia produktif (15-64 tahun) merupakan milenial, dengan pertumbuhan sebesar 1,25 persen. Populasi milenial mencapai 25,87 persen dengan penghasilan rata-rata Rp 3,19 juta, sedangkan Gen Z mencapai 27,94 persen dengan penghasilan rata-rata Rp 2,01 juta. Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Herry TZ menyarankan milenial dan Gen Z untuk memanfaatkan program pembiayaan perumahan melalui BP Tapera.
Menurut Indonesia Milenial Report, alasan milenial tidak membeli rumah adalah belum mampu secara finansial (53 persen), belum menemukan yang tepat (29 persen), masih ada cicilan lain (10 persen), belum perlu (5 persen), dan belum terpikir (3 persen).
Sumber: Republika