Petani di desa Hadipolo, Kudus, Jawa Tengah, melepas jaring hama burung di tanaman padi yang siap panen pada hari Ahad (12/11/2023).
JAKARTA — Studi Pusat Ekonomi dan Hukum (Celios) mengungkapkan masalah stabilitas pasokan pangan yang sering menyebabkan fluktuasi harga. Hal ini dapat berdampak pada tingginya tingkat inflasi di Indonesia.
Direktur Celios Bhima Yudhistira mengatakan saat ini masyarakat dihadapkan tekanan kenaikan harga pangan, salah satunya adalah kenaikan harga beras di pasar.
“Pemerintah harus fokus mengatasi masalah stabilitas harga pangan, setidaknya sampai akhir masa jabatan Oktober 2024. Jadi masih ada waktu, harus memastikan bahwa panen raya yang terjadi pada kuartal pertama 2024 dapat berjalan lebih baik dengan hasil panen 2023,” katanya saat dihubungi Republika, Ahad (19/11/2023).
Bhima mengakui bahwa saat ini masih ada tantangan untuk menstabilkan harga pangan seperti perubahan iklim, fenomena El Nino, dan alokasi anggaran subsidi pupuk yang seharusnya ditingkatkan oleh pemerintah.
“Pemerintah perlu memberikan lebih banyak alsintan dan bantuan langsung kepada para petani, misalnya melalui skema kartu tani atau skema lainnya, sehingga biaya pertanian dapat diturunkan,” ucapnya.
Selain itu, Bhima juga menyoroti masih maraknya spekulan di Indonesia. Hal ini menjadi rentan karena risiko praktik penimbunan kebutuhan pangan bagi masyarakat.
“Oleh karena itu, Satgas Pangan perlu melakukan pencegahan dini, agar pihak yang ingin memanipulasi harga dapat dicegah secepatnya,” katanya.
Piala Dunia U-17 Indonesia berlangsung mulai 10 November hingga 2 Desember 2023. Segera beli dan dapatkan tiket resmi pertandingan Piala Dunia U-17 di Jakarta, Bandung, Solo, dan Surabaya di laman https://www.tickets-u17worldcup.com/matches
Sumber: Republika (https://ekonomi.republika.co.id/berita/s4de5t490/jaga-stabilitas-pangan-ekonom-minta-pemerintah-pastikan-panen-raya-optimal)