Home Hukum dan Kriminal Perkara Korupsi Rp22 T, Konsesi Pertambangan Nikel Terpidana HH di Luwu Disita...

Perkara Korupsi Rp22 T, Konsesi Pertambangan Nikel Terpidana HH di Luwu Disita – Hukum Kriminal

Sita Eksekusi aset milik Terpidana Heru Hidayat dalam perkara PT ASABRI (Persero) di Luwu Timur. (foto: Exclusive)

HUKUMKriminal.Net, JAKARTA: Kejaksaan Agung terus memburu harta Terpidana Heru Hidayat (HH), dalam perkara PT ASABRI (Persero) yang menimbulkan kerugian negara senilai Rp22,78 Trilyun (T).

Berita terbaru, Tim Jaksa Eksekutor Kejaksaan Negeri Jakarta Timur didampingi Tim Pengendalian Eksekusi Direktorat Upaya Hukum Luar Biasa Eksekusi dan Eksaminasi Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (JAM Pidsus) telah melaksanakan Sita Eksekusi dan Penitipan Aset Hasil Sita Eksekusi milik Terpidana Heru Hidayat.

Selain itu, Tim Jaksa Eksekutor juga melaksanakan Sita Eksekusi pihak terafiliasi masing-masing PT Tiga Samudra Perkasa dan PT Tiga Samudra Nikel yang berada di Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan.

Adapun aset yang dilakukan sita eksekusi adalah Konsesi Pertambangan Nikel seluas 3.000 Hektar (Ha) di Desa Puncak Indah, Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, milik Terpidana Heru Hidayat dan/atau pihak terafiliasi PT Tiga Samudra Perkasa.

Yang berdiri berdasarkan Surat Izin Persetujuan Peningkatan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi, menjadi IUP Operasi Produksi Mineral Logam/Nikel Nomor: 1/I.03/PTSP/2018 tanggal 23 Januari 2018 dan saat disita konsesi masih belum produksi.

Berikutnya, Konsesi Pertambangan Nikel di Desa Nuha, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, milik Terpidana Heru Hidayat dan/atau pihak terafiliasi PT Tiga Samudra Nikel, yang berdiri berdasarkan Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor: 2/I.18/PTSP/2018 tanggal 15 Januari 2018.

Baca Juga:

Jaksa Agung Burhanuddin dalam Siaran Pers Nomor: PR – 576/024/K.3/Kph.3/03/2024 yang diterima HUKUMKriminal.Net, Senin (8/7/2024) melalui Kapuspenkum Kejaksaan Agung Harli Siregar menjelaskan, kedua objek Sita Eksekusi ini ditempatkan di bawah pengawasan/pengelolaan penerima benda sitaan di Kantor Kejaksaan Negeri Luwu Timur.

Dengan ketentuan tidak boleh merubah bentuk, mengalihkan/memperjual belikan dan apabila diperlukan untuk kepentingan lelang agar yang bersangkutan wajib menyerahkan kembali benda titipan tersebut kepada pihak Kejaksaan Agung Cq Kejaksaan Negeri Jakarta Timur.

“Saat ini kedua aset tersebut telah dilakukan pemblokiran di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) agar tidak terjadi pengalihan izin tambang,” jelas Harli.

Selain kedua objek sita tersebut, Tim Jaksa Eksekutor juga melakukan penyitaan terhadap 687.000.000  lembar saham milik PT Tiga Samudra Perkasa yang terafiliasi dengan Terpidana Heru Hidayat.

Saat ini saham tersebut telah dilakukan pemblokiran di Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU), Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia agar tidak terjadi peralihan saham yang telah disita.

Sita eksekusi dilakukan untuk melaksanakan Surat Perintah Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Timur (P-48A) Nomor: 1156/M.1.13/Fu.1/10/2023 tanggal 18 Oktober 2023 jo. Print – 222 /M.1.13/Fu.1/02/2024 tanggal 16 Februari 2024.

Yang melaksanakan Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor: 50/Pid.Sus-TPK/2021/PN.Jkt.Pst tanggal 18 Januari 2022, Junto Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Nomor: 42/Pid.Sus-TPK/2022/PT.DKI tanggal 18 Januari 2023, Junto Putusan Mahkamah Agung RI Nomor: 3989K/Pid.Sus/2023 tanggal 5 September 2023 atas nama Terpidana Heru Hidayat. (HUKUMKriminal.Net)

Sumber: Siaran Pers/K.3.3.1

Editor: Lukman

Source link

Exit mobile version