JAKARTA – Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengungkapkan bahwa distribusi alternatif digital dapat menjadi solusi untuk membangun kesadaran asuransi jiwa di kalangan generasi Z dan milenial. Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon mengatakan bahwa meskipun jalur keagenan dan bancassurance masih menjadi pilihan utama dalam industri asuransi jiwa, namun untuk mempromosikan produk asuransi jiwa kepada milenial, distribusi alternatif digital dapat menjadi jawaban.
“Biasanya yang akan cocok untuk generasi milenial adalah ketika distribusi alternatif secara digital,” kata Budi kepada wartawan di Jakarta pada Rabu (29/11/2023).
Menurut Budi, jalur distribusi alternatif digital menjadi semakin relevan karena jumlah milenial dan generasi Z semakin bertambah dan angkatan boomer semakin menurun.
“Ketika jumlah milenial terus bertambah banyak dan angkatan saya ini mulai menepi, untuk menyentuh mereka, mungkin digital adalah jawaban,” kata Budi.
Meskipun cara tatap muka masih menjadi opsi utama, potensi jalur digital tetap diperhitungkan.
“Pada saat ini, cara jualan industri asuransi jiwa yang utama masih tatap muka, yaitu melalui jalur agency atau melalui jalur bancassurance,” ujar Budi.
AAJI secara aktif mengadakan acara berbasis generasi Z dan milenial untuk membangun kesadaran asuransi di kalangan generasi tersebut.
Pada kuartal III 2023, baik keagenan maupun bancassurance mencatatkan penurunan kinerja, namun penurunan bancassurance lebih tinggi dibandingkan dengan keagenan. Distribusi premi melalui bancassurance turun 14,6 persen secara tahunan (year on year/yoy), sementara keagenan turun 3,4 persen yoy.
Ketua Bidang Operational of Excellent, IT & Digital (Customer Centricity) AAJI Edy Tuhirman mengatakan bahwa penurunan tersebut merupakan dampak transformasi digital yang membuat masyarakat lebih banyak menggunakan layanan daring dibandingkan luring. Meski begitu, Edy meyakini layanan asuransi secara tatap muka tidak akan benar-benar tergantikan.
“Masyarakat kita suka bertemu orang. Apalagi, asuransi produknya tidak mudah dimengerti. Oleh karena itu, kita perlu human touch untuk menjelaskan asuransi ke orang-orang, maka agen masih dibutuhkan,” kata Edy.
Sumber: Republika (https://ekonomi.republika.co.id/berita/s4w10e370/distribusi-alternatif-digital-bisa-bangun-kesadaran-asuransi-genz)