JAKARTA – Indonesia memiliki potensi blue carbon yang sangat besar yang dapat dimanfaatkan sebagai solusi berbasis alam (nature-based solution/NBS) menghadapi krisis perubahan iklim.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam pernyataannya yang dibacakan Dirjen Pengelolaan Ruang Laut Victor Gustaaf Manopo, menyatakan Indonesia menjadi rumah bagi 17 persen ekosistem blue carbon dunia.
“Kami memiliki 3,3 juta hektare mangrove dan 1,8 juta hektare padang lamun,” katanya pada pembukaan diskusi panel bertajuk ‘Unlocking the Potential of Nature-Based Solutions for Adaptation and Mitigation Climate Change’ di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim COP28 UNFCCC, Dubai, Uni Emirat Arab, Jumat, 1 Desember, 2023.
Ekosistem blue carbon memiliki kemampuan menyerap dan menyimpan karbon 3-4 kali lebih tinggi dibandingkan ekosistem daratan. Hal ini menjadikan blue carbon sebagai harta karun dalam aksi pengendalian perubahan iklim.
Saat ini, Indonesia telah memperhitungkan kontribusi biomassa mangrove di atas permukaan sebagai bagian dari pencapaian komitmen penurunan emisi GRK yang telah tertuang dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (NDC).
Untuk pemanfaatan potensi blue carbon, KKP telah mengembangkan Profil Aksi Mitigasi yang memperhitungkan pengurangan emisi GRK dari padang lamun. Dokumen tersebut juga menjadi peta jalan untuk konservasi dan restorasi habitat blue carbon, guna meningkatkan potensinya dalam penyerapan karbon.
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Nani Hendriati menjelaskan Keputusan Presiden No 98 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon telah mencakup blue carbon sebagai bagian dari aksi mitigasi dan adaptasi mencapai target NDC.
“Saat ini Indonesia sedang melaksanakan pilot project untuk menghitung potensi blue carbon yang ada di bawah permukaan,” katanya.
Lebih lanjut Nani menjelaskan, Indonesia telah mengembangkan Blue Carbon Roadmap dan melaksanakannya melalui tata kelola blu carbon yang terintegrasi. “Pilot Project di Kalimantan Utara telah berjalan sebagai persiapan untuk carbon offset dan pemberdayaan masyarakat pesisir,” katanya.
Sumber: Republika