Home Berita Boikot BDS Berhasil, Puma Menghentikan Dukungan untuk Israel

Boikot BDS Berhasil, Puma Menghentikan Dukungan untuk Israel

JAKARTA – Seruan untuk memboikot produk yang terafiliasi dengan Israel terus berlanjut. Co-Founder Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) Indonesia, Giri Ahmad Taufik, mengatakan bahwa tujuan dari BDS adalah untuk mengisolasi Israel secara politik, ekonomi, dan budaya.

“Boikot terhadap perusahaan tertentu akan berakhir ketika perusahaan tersebut mengumumkan pengakhiran kegiatan usahanya di Israel. Sehingga, sebenarnya ini tergantung pada perusahaan itu. Contoh, Puma tidak akan melanjutkan dukungannya kepada Liga Israel, artinya tahun ini kita tidak perlu memboikot Puma lagi,” ujar Giri kepada Republika, Rabu (20/12/2023).

Lebih lanjut, Giri mengatakan bahwa gerakan boikot di Indonesia masuk dalam kategori akar rumput atau grassroots. Menurutnya, boikot grassroots terjadi secara organik.

“Jadi, bukan aksi politik yang sifatnya strategis. Saya pikir aksi boikot grassroots akan mulai dapat diredakan jika Israel berhenti menyerang Gaza dan mundur dari Gaza,” ujar Giri.

Menurut Giri, perusahaan yang saat ini terasosiasi sebagai perusahaan dari Amerika Serikat (AS) akan sulit untuk keluar dari seruan boikot yang bersifat grassroots tersebut.

Salah satu perusahaan yang masih berada dalam daftar kategori boikot BDS adalah Unilever. Perusahaan multinasional ini terus ditekan untuk menghentikan operasinya di Israel. Selain itu, ada juga perusahaan asuransi AXA yang membiayai bank di Israel untuk memberikan kredit perumahan kepada para penjajah Israel di Tepi Barat.

Sebagai informasi, gerakan BDS didukung oleh koalisi kelompok masyarakat sipil Palestina pada tahun 2005. Gerakan ini berupaya untuk menentang dukungan internasional terhadap apa yang mereka sebut sebagai apartheid Israel dan kolonialisme pemukim di mana penjajah menggantikan komunitas pribumi. Gerakan ini juga menjunjung tinggi prinsip bahwa warga Palestina berhak atas hak yang sama seperti umat manusia lainnya.

Salah satu pendiri BDS, Omar Bargouhti, mengatakan bahwa Israel selama bertahun-tahun telah mendedikasikan seluruh kementerian pemerintahnya untuk memerangi gerakan BDS. Berdasarkan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, gerakan BDS dengan tegas menentang segala bentuk rasisme, termasuk Islamofobia dan anti-Semitisme.

“BDS menargetkan keterlibatan, bukan identitas,” kata Barghouti.

Ia menambahkan bahwa boikot yang terjadi di seluruh dunia terhadap McDonald’s, Burger King, Pizza Hut, Papa John’s, dan perusahaan lainnya saat ini berasal dari kampanye akar rumput organik, bukan diprakarsai oleh gerakan BDS. Salah satu alasan utama boikot ini adalah karena cabang atau franchise perusahaan tersebut di Israel secara terbuka mendukung dan memberikan sumbangan dalam bentuk barang kepada militer Israel selama serangannya.

Akibat aksi boikot ini, banyak pemilik bisnis waralaba global yang dimiliki secara lokal khawatir akan dampak buruk ekonomi dan pengangguran yang dapat ditimbulkan oleh boikot tersebut. “Fakta bahwa banyak aktivis boikot spontan kini menghubungi gerakan BDS untuk mendapatkan panduan dalam membangun kampanye yang strategis dan berkelanjutan memberi kita harapan menghentikan perang genosida Israel saat ini di Gaza,” ujar Barghouti.

Exit mobile version