31 C
Jakarta
HomeBeritaEropa, China, dan India Berdampak Menurunkan Ekspor CPO

Eropa, China, dan India Berdampak Menurunkan Ekspor CPO

Petani di Kampung Sidodadi, Kab. Siak, Riau, pada hari Kamis (10/11), mengangkat kelapa sawit ke dalam pick up untuk dibawa ke pengepul.

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa penurunan ekspor minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) Indonesia pada Februari 2024 disebabkan oleh penurunan permintaan dari negara mitra seperti China, India, dan Eropa. Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan bahwa nilai ekspor CPO dan produk turunannya turun 30,39 persen menjadi 1,20 miliar dolar AS pada bulan Februari 2024, dibandingkan dengan 1,72 miliar dolar AS pada bulan sebelumnya, Januari 2024.

“Salah satu penyebab penurunan ekspor CPO adalah menurunnya permintaan dari negara mitra,” ujar Amalia di Jakarta pada Jumat (15/3/2024).

Amalia juga menyampaikan bahwa volume ekspor CPO pada bulan Februari 2024 hanya mencapai 1,42 juta ton, menurun dari 2,06 juta ton pada bulan sebelumnya. Sementara itu, pada bulan Februari 2023, volume ekspor mencapai 2,10 juta ton. Harga CPO pada bulan Februari 2024 mencapai 847,58 dolar AS per ton, naik dari 835,43 dolar AS per ton pada bulan Januari 2024.

Penurunan kinerja ekspor CPO juga dipengaruhi oleh pembukaan jalur perdagangan baru melalui Black Sea Grain Initiatives yang ditandatangani oleh Rusia. Hal ini membuat harga biji-bijian seperti sunflower oil dan biji-bijian lain di Eropa menjadi lebih murah.

BPS juga mencatat bahwa stok CPO di China dan India juga mempengaruhi penurunan kinerja ekspor minyak kelapa sawit, karena harga CPO yang tinggi di pasar global.

“Sumber stok CPO di China dan India yang masih tinggi juga membuat permintaan impor CPO relatif lebih rendah dari sebelumnya,” kata Amalia.

Sumber: Republika

Stay Connected
16,985FansLike
2,458FollowersFollow
61,453SubscribersSubscribe
Berita Pilihan
Berita Terkait