Energi angin / Energi terbarukan (ilustrasi).
JAKARTA – Asosiasi Energi Angin Indonesia (AEAI) mendukung penuh inisiatif yang baru-baru ini diumumkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, untuk mempercepat penutupan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya. Langkah ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk mengurangi polusi di Jakarta dan mempercepat transisi ke energi terbarukan.
Ketua Dewan Pembina AEAI, Feiral Rizky Batubara, menegaskan bahwa energi angin memiliki peran krusial dalam mencapai target bauran energi terbarukan nasional.
“Kami di AEAI berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam meningkatkan porsi energi terbarukan hingga mencapai 30% pada tahun 2050. Energi angin, dengan potensi besarnya, akan menjadi bagian integral dari upaya ini,” ujar Feiral dalam pernyataannya.
Penutupan PLTU Suralaya akan mengurangi salah satu sumber polusi terbesar di Jakarta, sekaligus memperkuat komitmen Indonesia dalam memerangi perubahan iklim. AEAI siap menjadi mitra strategis pemerintah dalam pengembangan energi angin, serta berkontribusi dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
“AEAI akan terus memberikan masukan dan bekerja sama dengan pemerintah untuk mendorong pengembangan industri energi angin di Indonesia, serta membangun kemitraan dengan berbagai lembaga, baik di dalam maupun luar negeri,” tambah Feiral.
Asosiasi Energi Angin Indonesia (AEAI) adalah organisasi yang berfokus pada promosi dan pengembangan penggunaan energi angin di Indonesia.
Sejak didirikan pada tahun 2014, AEAI telah menjadi pilar utama dalam mendorong kebijakan yang mendukung pertumbuhan energi terbarukan, khususnya energi angin, untuk mencapai masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Sumber: Republika