Perceraian menjadi masalah serius di Kabupaten Sumenep, terutama terkait dengan masalah keuangan. Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sumenep, Abd Wasid menegaskan bahwa bukan kekurangan uang yang menjadi penyebab utama perceraian, tapi masalah pengelolaan keuangan di rumah tangga. Secara aktif, Kemenag Sumenep memberikan bimbingan perkawinan yang mencakup aspek agama, psikologi, dan manajemen keuangan keluarga. Program ini diberikan kepada calon pengantin untuk memastikan mereka memiliki pemahaman yang baik dalam mengatur keuangan di rumah tangga.
Abd Wasid menekankan pentingnya keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran dalam keluarga untuk menghindari konflik finansial. Pasangan sering terjebak dalam gaya hidup berlebihan tanpa memperhatikan kemampuan finansial, yang dapat menyebabkan ketegangan dan perceraian. Tabungan untuk kebutuhan darurat juga disorot sebagai hal penting agar keluarga tidak menghadapi kesulitan ketika situasi darurat terjadi.
Melalui edukasi yang diberikan, diharapkan pasangan yang akan menikah lebih siap mengelola keuangan rumah tangga dengan baik agar angka perceraian di Kabupaten Sumenep dapat menurun. Sentilan terakhir dari Abd Wasid adalah mengingatkan ASN dan pegawai honorer yang akan diangkat menjadi guru PPPK agar tetap bijak dalam mengelola keuangan saat pendapatan meningkat. Peningkatan pendapatan seharusnya tidak diikuti dengan gaya hidup boros yang dapat menyebabkan masalah baru dalam rumah tangga. Dengan demikian, kesadaran akan manajemen keuangan diharapkan dapat membantu mencegah perceraian akibat masalah ekonomi di Sumenep.