Yasmin Najma Falihah, seorang hafidz tuna netra berusia 9 tahun berasal dari Desa Sepanjang, Glenmore, Banyuwangi, berhasil memenangkan juara 1 di ajang Hafidz Indonesia. Prestasi ini mendapat sambutan hangat tidak hanya dari keluarga dan penonton tapi juga dari masyarakat Banyuwangi. Yasmin telah menginspirasi banyak orang dengan membuktikan bahwa keterbatasan tidak menghambat meraih prestasi. Di usianya yang masih muda, Yasmin harus merelakan mata tertutup akibat kanker mata, namun semangat dan tekadnya yang tinggi membawa dia menjadi yang terbaik di ajang tersebut. Dengan skor 280, Yasmin berhasil mengungguli pesaingnya dan meraih sejumlah hadiah menarik termasuk uang tunai, umroh, dan haji.
Kisah belajar Yasmin dipenuhi dengan suka cita dan tantangan. Di lingkungan yang terpenuhi dengan Al-Qur’an, Yasmin dibesarkan dengan baik oleh orang tuanya yang bekerja di Pondok Pesantren Darul Falah, Desa Sepanjang, Glenmore. Ketertarikan Yasmin terhadap Al-Qur’an tumbuh seiring dengan semangat kakak-kakaknya yang telah menghafal 30 juz. Sejak usia 4 tahun, Yasmin telah mulai menghafal Al-Qur’an meski dengan cara belajar yang berbeda dari anak-anak sebayanya. Keterbatasannya mengandalkan pendengaran untuk belajar, membuat dia terbiasa mendengarkan bacaan Al-Qur’an melalui MP3 sehingga dapat menirukan setiap ayat dengan teliti.
Prestasi gemilang Yasmin menunjukkan bahwa kegigihan dan semangat dapat mengalahkan segala rintangan. Dukungan dari keluarga, lingkungan, dan masyarakat memberikan motivasi besar bagi Yasmin untuk terus berkembang. Kisah inspiratifnya tidak hanya mencerminkan keberhasilan pribadi tapi juga memberikan inspirasi pada orang-orang di sekitarnya. Semoga kisah Yasmin dapat menjadi motivasi bagi banyak orang untuk tidak pernah menyerah dalam meraih impian dan prestasi yang diidamkan.