29 C
Jakarta
HomeOlahragaKontroversi PBSI di Indonesia Open 2025

Kontroversi PBSI di Indonesia Open 2025

Indonesia Open 2025 telah berakhir dengan rentetan kegagalan yang menghantui dunia bulutangkis Tanah Air. Tidak ada gelar yang berhasil dibawa pulang oleh para pemain, menimbulkan sorotan tajam terhadap Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Bahkan, pasangan ganda putra Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani kalah dalam pertandingan final melawan pasangan Korea Selatan Kim Won Ho/Seo Seung Jae dengan skor 21-18, 19-21, dan 12-21.

Selain itu, pemain unggulan lainnya seperti Jonatan Christie, Putri Kusuma Wardani, Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, hingga Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto juga gagal mencapai babak final. Hal ini memicu kritik keras terhadap PBSI, terutama karena hanya dua gelar juara dari turnamen level BWF Super 300 yang berhasil diraih oleh tim Merah Putih sepanjang semester pertama 2025.

Di tengah kepengurusan PBSI yang dihuni oleh para legenda bulutangkis nasional, keadaan semakin meruncing dengan keputusan mundurnya beberapa pemain andalan seperti Jonatan Christie dan Chico Aura Dwi Wardoyo dari Pelatnas. Bahkan, pelatih top seperti Herry IP yang sukses melatih Kevin/Marcus telah meninggalkan Pelatnas dan kini melatih di Malaysia. Situasi ini menambah keprihatinan publik terhadap prestasi atlet bulutangkis Indonesia.

Sorotan juga menyentuh masalah regenerasi atlet yang mandek, terutama di sektor tunggal putra dan putri. Meskipun Indonesia memiliki Sirkuit Nasional (Sirnas) sebagai ladang pembibitan, banyak pemain junior yang gagal menunjukkan performa yang sama di level senior. Aspek psikologi, mental bertanding, dan pengembangan sport science pun dinilai belum maksimal, menyebabkan penurunan prestasi atlet di berbagai turnamen penting.

Dalam situasi ini, evaluasi menyeluruh terhadap keadaan PBSI sangat diharapkan. Banyak pihak berpendapat bahwa pembinaan jangka panjang, sport science yang kuat, dan mentalitas juara harus menjadi fokus utama dalam upaya memperbaiki kondisi ini. Jika tidak segera dilakukan langkah perbaikan, Indonesia berisiko semakin tertinggal dari negara-negara pesaing di kancah bulutangkis dunia.

Source link

Stay Connected
16,985FansLike
2,458FollowersFollow
61,453SubscribersSubscribe
Berita Pilihan
Berita Terkait