Pada Senin (1/9/2025), ribuan massa aksi dari Aliansi Mahakam berkumpul di depan Gedung DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) untuk menyampaikan 11 tuntutan penting. Aksi ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk Buruh, Tani, Mahasiswa, dan elemen sipil lainnya di Kaltim. Mereka menuntut perubahan kebijakan pemerintah yang dianggap tidak menguntungkan rakyat dalam beberapa waktu terakhir.
Beberapa tuntutan yang disampaikan oleh Aliansi Mahakam antara lain menolak RUU KUHAP, menghapus tunjangan mewah DPR, serta menyahkan RUU Perampasan Aset, RUU PPRT, dan RUU Masyarakat Adat. Mereka juga menyerukan peningkatan kesejahteraan guru dan dosen, serta perbaikan pendidikan di daerah 3T (Tertinggal, Terpencil, dan Terluar). Selain itu, aksi ini juga menentang pemutihan dosa pemerintah, menuntut pencabutan UU yang tidak pro rakyat, dan menghentikan represifitas terhadap gerakan rakyat.
Sayangnya, aksi yang awalnya berjalan damai akhirnya harus dibubarkan paksa oleh aparat Kepolisian dengan menggunakan Water Cannon dan tembakan gas air mata. Hal ini berujung pada adanya korban, termasuk seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran Unmul yang merasakan pedihnya mata akibat tembakan gas air mata.
Aksi demonstrasi ini merupakan bagian dari perlawanan yang sedang terjadi di berbagai daerah di Indonesia, sebagai reaksi terhadap ketidakadilan yang dirasakan masyarakat. Di tengah kesulitan ekonomi yang dialami masyarakat, anggota DPR RI dinilai terlalu fokus pada tunjangan dan fasilitas mewah. Semua ini menunjukkan pentingnya terus mengawal kebijakan pemerintah agar lebih pro terhadap rakyat.