29 C
Jakarta
HomeRagam BeritaFakta Seputar Gen Z dan Utang: Apa yang Harus Diketahui

Fakta Seputar Gen Z dan Utang: Apa yang Harus Diketahui

Generasi Z, yang lahir sekitar tahun 1995-2010, sering kali terkait dengan gaya hidup konsumtif dan keinginan untuk mengeksplorasi hal-hal baru. Mereka cenderung mengikuti tren terkini dan lebih memilih pengalaman daripada kepemilikan benda. Meskipun demikian, muncul pertanyaan apakah perilaku ini membuat mereka rentan terjebak dalam utang. Berdasarkan data dan pandangan para ahli, terdapat gambaran yang menggambarkan pola konsumsi, perilaku finansial, dan risiko yang mungkin dihadapi oleh generasi ini.

Dalam hal gaya hidup konsumtif dan ketergantungan finansial, Gen Z cenderung lebih fokus pada gaya hidup daripada menabung atau berinvestasi. Kebiasaan seperti nongkrong di kafe, belanja online, dan membeli barang merek terkenal menjadi prioritas pengeluaran mereka. Adanya kemudahan seperti kartu kredit, PayLater, dan pinjaman online juga mendorong perilaku belanja impulsif tanpa mempertimbangkan kondisi keuangan.

Data dari Otoritas Jasa Keuangan menunjukkan bahwa hampir 40% kasus kredit macet berasal dari kelompok usia 19-34 tahun, yang termasuk dalam kategori Gen Z dan milenial. Fenomena ini dipengaruhi oleh FOMO (Fear of Missing Out) dan YOLO (You Only Live Once), yang mendorong pengambilan utang tanpa mempertimbangkan kesiapan finansial.

Selain itu, riset juga menunjukkan bahwa lebih dari 60% anak muda, termasuk Gen Z, tidak memiliki dana darurat. Kurangnya pemahaman akan pentingnya dana darurat ditambah dengan kemudahan transaksi digital membuat pengeluaran sulit dikendalikan.

Studi di Indonesia juga mengungkapkan bahwa pandangan terhadap utang berbeda tergantung pada tingkat pendapatan. Gen Z dengan pendapatan di atas Rp10 juta cenderung lebih toleran terhadap utang, sementara yang berpenghasilan rendah cenderung menghindarinya karena takut terjerat utang.

Secara global, banyak Gen Z masih bergantung pada bantuan orang tua karena biaya hidup yang tinggi. Namun, ada tren soft saving yang mulai berkembang, di mana mereka berusaha untuk menikmati pengalaman tanpa harus berutang. Beberapa dari mereka juga mulai membicarakan soal utang di media sosial dan mendapat dukungan dari komunitas atau layanan konseling kredit.

Secara keseluruhan, Gen Z memang rentan terjebak dalam utang akibat gaya hidup konsumtif dan akses mudah terhadap layanan kredit. Namun, ada langkah-langkah cerdas yang dapat mereka lakukan, seperti soft saving, transparansi finansial, dan dukungan keluarga, untuk lebih bijak mengelola keuangan dan menghindari utang berlebihan.

Source link

Stay Connected
16,985FansLike
2,458FollowersFollow
61,453SubscribersSubscribe
Berita Pilihan
Berita Terkait