Para petani cabai memperkirakan harga cabai rawit merah yang saat ini mahal dan mencapai lebih dari Rp 70 ribu per kg akan kembali normal pada bulan Desember mendatang. Musim panen yang terus berlangsung di sejumlah sentra cabai menjadi penyebabnya.
Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia, Tunov Mondro Atmodjo, mengatakan bahwa panen saat ini banyak dilakukan di wilayah Kulonprogo, Yogyakarta, dan NTB dengan luas lahan beberapa ribu hektare. Namun, hal ini masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan skala nasional.
Tunov mengakui bahwa stok cabai rawit merah di petani saat ini sedang menipis karena hasil panen yang kecil akibat musim penanaman bulan Juli-Agustus yang terkena dampak kekeringan ekstrem.
Untuk mengatasi hal tersebut, asosiasi petani bekerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk mengirim pasokan cabai ke Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, dengan jumlah 10 ton per hari dan harga yang disepakati Rp 50 ribu per kg. Harapannya, dengan cara ini harga cabai di pasar lokal tetap terkendali meski lebih mahal dari biasanya.
Tunov juga menekankan pentingnya program jadwal panen cabai sepanjang tahun yang sudah dicanangkan oleh Champion Cabai dan pemerintah. Hal ini untuk mencegah kenaikan harga cabai yang tidak terkendali seperti yang terjadi pada tahun 2017, di mana harga mencapai Rp 100 ribu per kg di level petani dan Rp 180 ribu per kg di level konsumen.
Badan Pangan Nasional telah menetapkan harga acuan pembelian/penjualan cabai rawit merah melalui Peraturan Nomor 17 Tahun 2023. Harga acuan ini adalah Rp 25 ribu – Rp 31.500 per kg di level petani dan Rp 40 ribu – Rp 57 ribu per kg di level konsumen.
Harga cabai rawit rata-rata nasional saat ini sebesar Rp 67.970 per kg, naik 1,6 persen dibandingkan hari sebelumnya. Di DKI Jakarta, harga cabai telah tembus Rp 80 ribu per kg dari harga normal sebelumnya sekitar Rp 50 ribu per kg di level konsumen.
Diharapkan harga cabai dapat mulai turun pada akhir Desember 2023.