28 C
Jakarta
HomeRagam BeritaBahaya Toxic Productivity untuk Kesehatan Mental

Bahaya Toxic Productivity untuk Kesehatan Mental

Dalam dunia yang selalu bergerak cepat saat ini, tekanan untuk tetap produktif terus meningkat. Banyak orang merasa bahwa semakin sibuk mereka, semakin sukses mereka akan menjadi. Namun, pandangan seperti itu sebenarnya dapat membawa mereka ke dalam kondisi toxic productivity di mana seseorang merasa harus terus bekerja tanpa henti meskipun tubuh dan pikiran sudah kelelahan.

Toxic productivity dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada kesehatan mental dan fisik seseorang, serta dapat menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan. Hal ini terjadi ketika seseorang merasa terpaksa untuk selalu produktif tanpa istirahat, merasa bersalah ketika tidak melakukan sesuatu yang dianggap “bermanfaat,” dan terus-menerus merasa perlu untuk mencapai hasil maksimal.

Ciri-ciri dari toxic productivity antara lain selalu merasa harus sibuk, sulit beristirahat, kehilangan keseimbangan hidup, takut tertinggal dari orang lain, dan tidak pernah puas dengan hasil yang sudah dicapai. Penelitian dari Journal of Occupational Health Psychology menunjukkan bahwa kondisi ini dapat berdampak pada kelelahan mental, tingkat stres yang meningkat, dan menurunnya kualitas hidup karena kurangnya waktu istirahat yang cukup.

Untuk mengatasi toxic productivity, penting untuk menyadari pola pikir yang tidak sehat dan mempertimbangkan apakah produktivitas yang dikejar benar-benar positif atau merugikan. Prioritaskan tugas dengan baik, kelola waktu dengan bijak, luangkan waktu untuk relaksasi, batasi konsumsi media sosial, dan jika diperlukan, pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional.

Produktivitas yang sehat adalah produktivitas yang memperhatikan keseimbangan hidup. Terus bekerja tanpa henti tidak selalu membawa kesuksesan, namun justru dapat mengakibatkan kelelahan dan ketidakbahagiaan. Dengan mengenali ciri-ciri dan efek dari toxic productivity serta menerapkan strategi yang tepat, seseorang dapat tetap produktif tanpa harus mengorbankan kesejahteraan diri sendiri.

Source link

Stay Connected
16,985FansLike
2,458FollowersFollow
61,453SubscribersSubscribe
Berita Pilihan
Berita Terkait