Pada sebuah survei terbaru yang dilakukan oleh Yayasan Prakarsa Swadaya Masyarakat (YPSM) Jember, mayoritas remaja di Kabupaten Jember mulai menyadari dampak nyata perubahan iklim terhadap kehidupan sehari-hari mereka. Meskipun sudah paham dan peduli terhadap lingkungan, namun partisipasi mereka dalam tindakan nyata masih terbatas. Survey menunjukkan bahwa sebagian besar remaja baru mulai memberikan kontribusi dengan mengurangi penggunaan plastik dan menghemat energi, namun masih ada yang enggan terlibat dalam aksi nyata. Oleh karena itu, YPSM Jember bersama YAPPIKA ActionAid menggelar diskusi bertajuk Climate Justice Defender untuk merancang langkah konkret agar remaja tidak hanya sadar akan perubahan iklim, tetapi benar-benar beraksi. Menurut Direktur YPSM Jember, Rizki Nurhaini, remaja memiliki peran penting dalam gerakan lingkungan dan memiliki potensi besar untuk menjadi bagian dari solusi. Diskusi ini melibatkan berbagai pihak, termasuk akademisi, lembaga pemerintah, dan komunitas masyarakat yang peduli terhadap lingkungan dengan harapan dapat menciptakan strategi yang lebih efektif dalam menghadapi perubahan iklim. Salah satu hasil utama dari diskusi tersebut adalah pembuatan modul edukasi berbasis pengalaman remaja yang akan menjadi panduan bagi generasi muda dalam mencari solusi terhadap masalah lingkungan. Meskipun keterlibatan remaja dalam kampanye lingkungan masih rendah, namun YPSM Jember melihat ini sebagai peluang bagi semua pihak untuk menciptakan ruang yang lebih banyak agar remaja dapat berkontribusi lebih nyata dalam gerakan lingkungan. Dengan adanya inisiatif-inisiatif seperti ini, harapannya remaja Jember tidak hanya menjadi saksi perubahan, tetapi juga menjadi aktor utama dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.