24.1 C
Jakarta
HomeBeritaMenteri Pertanian Optimis Pompanisasi Mampu Menghasilkan Rp 150 Triliun Untuk Jawa Barat

Menteri Pertanian Optimis Pompanisasi Mampu Menghasilkan Rp 150 Triliun Untuk Jawa Barat

JAKARTA — Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman optimis bahwa program pompanisasi yang sedang diimplementasikan saat ini dapat memperkuat ekonomi Provinsi Jawa Barat (Jabar) dan menghasilkan pendapatan hingga Rp 150 triliun dalam kurun 10 tahun melalui pertanian padi.

“Pompanisasi yang sedang dijalankan ini dapat memperkuat ekonomi desa menjadi lebih kuat dan produktif. Berdasarkan perhitungan kami, petani bahkan bisa mendapatkan keuntungan Rp 15 triliun dalam satu tahun atau Rp 150 triliun dalam 10 tahun,” kata Mentan Amran dalam Apel Pompanisasi di Bandung, Jawa Barat, Selasa (7/5/2024).

Amran menjelaskan berdasarkan perhitungan mereka, petani di daerah Jawa Barat bisa mendapatkan keuntungan Rp 15 triliun dalam satu tahun atau Rp 150 triliun dalam 10 tahun.

Dia menjelaskan bahwa potensi tersebut didasarkan pada satu pompa yang mampu melayani 50 hingga 100 hektar lahan sawah. Dengan demikian, jika 10 ribu pompa digunakan, maka bisa mengairi lahan persawahan hingga seluas 500 ribu hektar.

“Bayangkan jika 10 ribu pompa masing-masing melayani 50 hektar, itu akan menjadi 500.000 hektar. Dan jika 500.000 hektar ini dapat menghasilkan 1,5 juta ton (beras) untuk Jawa Barat, maka akan meningkatkan pendapatan petani sebesar Rp 15 triliun per tahun. Apa artinya? Ekonomi berkembang di desa,” ungkap Amran dalam keterangan di Jakarta.

Menurut Mentan, Jawa Barat merupakan salah satu provinsi terbesar yang mampu menghasilkan produktivitas di Indonesia. Oleh karena itu, pemasangan pompa mutlak dilakukan agar petani dapat melakukan produksi hingga tiga kali dalam setahun.

Amran menyatakan bahwa Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang menerima bantuan pompanisasi sebanyak 10 ribu unit dan akan didistribusikan ke 27 kabupaten/kota.

Dia berharap bantuan tersebut dapat mengairi lahan tadah hujan sehingga dapat berproduksi dalam penyediaan pangan dalam negeri dan mencapai swasembada pangan bagi bangsa.

“Dulu bantuan Jawa Barat sebanyak 4.100 unit pompa, sekarang tambahan 2.700 unit dan kami akan menambah lagi 6 ribu jika semua sudah terpasang. Jadi tahun ini 10 ribu unit untuk Jawa Barat dan ini adalah yang terbesar sejak Jawa Barat berdiri,” kata Amran.

Oleh karena itu, Amran optimis bahwa dengan adanya program pompanisasi yang sedang digulirkan, ekonomi desa dapat menjadi lebih kuat dan produktif melalui peningkatan produktivitas pertanian.

Mentan menambahkan bahwa pompanisasi merupakan solusi cepat untuk menghadapi El Nino yang dapat menurunkan produksi. Selain itu, pemerintah juga sedang menyiapkan 10 ribu hektar klaster pertanian modern di Jawa Barat yang akan setara dengan negara maju lainnya.

“Pompa ini adalah solusi cepat untuk meningkatkan produksi dalam menghadapi El Nino. Dan nanti kami juga akan membuat klaster pertanian modern 10 ribu hektar di Jawa Barat yang sejajar dengan negara lain,” kata Amran.

Di lokasi yang sama, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Ali Jamil mengatakan bahwa gerakan pompanisasi merupakan solusi cepat yang dapat meningkatkan produksi nasional secara signifikan. Pompanisasi dilakukan secara massal karena dapat membantu aktivitas menanam petani di lapangan.

“Kami menargetkan pompanisasi ini dapat memberikan tambahan minimal 1,2 juta ton beras. Semoga bisa mencapai 1,5 juta ton. Dengan demikian, dalam waktu kurang dari tiga tahun, kami harap dapat mencapai swasembada lagi,” katanya.

Ali mengungkapkan bahwa potensi sawah tadah hujan di Jabar mencapai 201.702 hektar (IP 100) dengan produksi 9,09 juta ton. Dari data nasional, luas baku sawah di Indonesia sebesar 7,4 juta hektar, di mana sekitar 36 persen merupakan sawah tadah hujan.

Ali menambahkan bahwa pada periode 2019-2023, Jawa Barat telah menerima bantuan dari Kementan berupa kultivator 2.084 hektar, hand sprayer 5.517 hektar, pompa air 4.162 unit, rice transplanter 33 unit, traktor roda dua 3.585 unit, traktor roda empat 298 unit, dan rehabilitasi jaringan irigasi 1.186 unit.

Sumber: Antara

Sumber: Republika

Stay Connected
16,985FansLike
2,458FollowersFollow
61,453SubscribersSubscribe
Berita Pilihan
Berita Terkait