26.7 C
Jakarta
HomeBeritaIndonesia Tetap Berhasil dalam Pemulihan Industri Manufaktur Meskipun Tidak Mengalami Deindustrialisasi

Indonesia Tetap Berhasil dalam Pemulihan Industri Manufaktur Meskipun Tidak Mengalami Deindustrialisasi

JAKARTA — Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (LPEM FEB) Universitas Indonesia Kiki Verico menyatakan bahwa Indonesia tidak mengalami fase penurunan kontribusi industri terhadap perekonomian atau deindustrialisasi. Hal ini karena sektor manufaktur terus mengalami pertumbuhan positif.

“Deindustrialisasi biasanya terjadi pada negara-negara yang sudah mencapai tahap advanced manufacturing atau manufaktur maju yang kemudian mengalami penurunan dan digantikan oleh negara-negara lain yang manufakturnya baru mulai tumbuh. Negara industri maju tersebut kemudian mengalihkan backbone ekonominya dari industri manufaktur ke sektor jasa,” ujar Kiki.

Kiki menegaskan bahwa industri manufaktur di Indonesia terus menunjukkan kinerja yang menguntungkan bagi ekonomi Tanah Air. Kontribusi ini diharapkan dapat menjadi modal utama untuk menarik lebih banyak investasi asing dan dapat meningkatkan ekspor.

Oleh karena itu, dukungan dari kementerian dan lembaga lainnya diperlukan untuk memperkuat sektor manufaktur yang sedang dijalankan oleh Kementerian Perindustrian. Kiki menekankan pentingnya sinergi antara Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) agar kebijakan yang dijalankan dapat mendukung industri, perdagangan, dan investasi secara seimbang.

Menurut Kiki, daya saing suatu negara bisa dilihat dari kemampuannya dalam perdagangan internasional dan menarik investasi asing. Untuk terus memajukan sektor industri di Indonesia, pemerintah perlu melakukan berbagai upaya, seperti meningkatkan kualitas institusi dan lingkungan, memperhatikan faktor jumlah penduduk muda dan produktivitas, serta meningkatkan kemampuan infrastruktur untuk menurunkan harga logistik.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa kontribusi sektor manufaktur Indonesia berada di atas rata-rata dunia. Berdasarkan data UNStats, nilai Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia pada tahun 2021 mencapai 228 miliar dolar AS, yang menempatkan Indonesia di posisi yang cukup baik dibandingkan dengan negara-negara lain.

“Kontribusi MVA Indonesia terhadap total MVA dunia tahun 2021 sebesar 1,46 persen, yang menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu pusat manufaktur di dunia,” kata Agus.

Berdasarkan sumber ANTARA, informasi ini diambil dari Republika.

Stay Connected
16,985FansLike
2,458FollowersFollow
61,453SubscribersSubscribe
Berita Pilihan
Berita Terkait