Pakar mesin bakar dan konversi energi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto Zaenuri, menekankan pentingnya penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dengan tingkat oktan tinggi bagi kendaraan dengan teknologi kecerdasan buatan (AI). Menurutnya, penggunaan BBM dengan oktan tinggi seperti seri Pertamax tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga dapat merawat mesin dan mencegah kerusakan.
“Termasuk di antaranya kendaraan berteknologi AI dan bahkan low cost green car (LCGC),” katanya pada Rabu (22/11/2013).
Kendaraan berteknologi AI memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai gaya berkendara, seperti halus atau kasar. Selain itu, ketika pengguna mengganti BBM dengan berbagai kadar oktan, kendaraan tersebut akan melakukan pengaturan otomatis terhadap waktu pengapian.
Namun demikian, Tri mengingatkan bahwa kendaraan berteknologi AI tetap memiliki batas toleransi atau jangkauan kerjanya.
“Semua memiliki rentang kerjanya. Misalnya, kendaraan dengan AI disetel agar bisa menggunakan BBM antara RON 92-95,” katanya.
Ketika diberi BBM RON di bawahnya, maka akan terjadi detonasi. Terlalu sering detonasi dapat membuat piston jebol atau bolong.
Begitu pula dengan LCGC, pabrikan merekomendasikan kendaraan LCGC untuk menggunakan BBM setara Pertamax. Dengan BBM beroktan tinggi, konsumsi BBM juga bisa lebih hemat.
Menurut Tri, BBM dengan kadar oktan rendah berpengaruh buruk terhadap performa kendaraan dan dapat menyebabkan knocking atau detonasi yang ditandai dengan suara mengelitik.
Penggunaan BBM RON tinggi akan lebih sulit terjadi kondisi detonasi yang dapat berdampak buruk terhadap mesin dan lebih ramah lingkungan. Pembakaran yang lebih sempurna dapat mengurangi emisi karbon monoksida dan karbon dioksida ke udara.
Secara keseluruhan, Tri menyarankan penggunaan BBM RON tinggi untuk kendaraan, termasuk kendaraan lama yang melakukan pengaturan ulang sesuai dengan BBM RON tinggi. Karena pembakaran yang sempurna akan menghasilkan emisi yang lebih sedikit serta ramah lingkungan.