26.5 C
Jakarta
HomeBeritaCEO McDonald Khawatir Penjualan Semakin Terganggu Akibat Boikot

CEO McDonald Khawatir Penjualan Semakin Terganggu Akibat Boikot

Restoran cepat saji McDonald’s di London, Inggris, 14 November 2023. Bos McDonald’s JAKARTA — Perang antara Israel dan Palestina serta aksi boikot terhadap produk yang terkait dengan Israel berdampak pada penjualan McDonald’s, terutama di Timur Tengah. CEO McDonald’s, Chris Kempczinski menyatakan bahwa beberapa pasar di Timur Tengah dan beberapa pasar di luar kawasan mengalami dampak bisnis yang signifikan akibat konflik dan ‘informasi yang salah’ terkait dengan boikot.

Jaringan restoran cepat saji besar di Barat termasuk McDonald’s dan Starbucks menjadi salah satu yang terkena boikot. Boikot dilakukan secara spontan karena sikap pro-Israel dan dugaan adanya hubungan sejumlah produk dengan Israel.

“Misinformasi seputar merek seperti McDonald’s mengecewakan dan tidak beralasan. Di setiap negara tempat kami beroperasi, termasuk negara-negara Muslim, McDonald’s dengan bangga diwakili oleh pemilik operator lokal yang bekerja tanpa kenal lelah untuk melayani dan mendukung komunitas mereka sambil mempekerjakan ribuan warganya,” kata Kempczinski dalam postingan LinkedIn seperti dikutip dari Reuters, Kamis (4/1/2024).

Pada Oktober 2023, McDonald’s Israel mengatakan di akun media sosialnya bahwa mereka telah memberikan ribuan makanan gratis kepada personel Pasukan Pertahanan Israel. Dukungan makanan gratis itu terus berlanjut hingga Desember 2023 oleh McDonald’s Israel.

McDonald’s merasakan dampak boikot yang signifikan di Mesir dan Yordania, yang kini juga terjadi di beberapa negara di luar kawasan Arab, termasuk Malaysia yang mayoritas penduduknya Muslim.

McDonald’s selalu menggunakan alasan bahwa McDonald’s di banyak negara mempekerjakan warga lokal dan dimiliki oleh pengusaha lokal. Sekitar 95 persen kedainya di seluruh dunia memang menggunakan sistem waralaba.

Setiap waralaba ini membayar biaya royalti atau fee royalty yang pada 1 Januari 2024 naik menjadi lima persen dari empat persen karena penjualannya secara global turun. McDonald’s mengandalkan sekitar 40 ribu kedainya di seluruh dunia, dengan lima persen berada di Timur Tengah.

Stay Connected
16,985FansLike
2,458FollowersFollow
61,453SubscribersSubscribe
Berita Pilihan
Berita Terkait