JAKARTA, 2 Desember 2024 – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi tahun 2023 sebesar 2,61 persen. Pelaksana tugas Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan bahwa inflasi terjadi akibat kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, terutama kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami kenaikan sebesar 6,18 persen.
Menurut Amalia, kenaikan harga beras secara year to year merupakan penyumbang terbesar terhadap inflasi. Dalam periode 2023, beras memberikan andil sebesar 0,53 persen terhadap inflasi umum. Amalia juga menyampaikan bahwa beras merupakan salah satu dari lima komoditas terbesar yang berkontribusi terhadap inflasi pada bulan Desember 2023 sebesar 0,02 persen. Inflasi bulan Desember 2023 sendiri tercatat sebesar 0,41 persen.
Amalia juga menjelaskan bahwa kelompok lain yang memberikan andil terhadap inflasi antara lain kelompok pakaian dan alas kaki, perumahan, air, listrik, bahan bakar rumah tangga, perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rumah tangga, kesehatan, transportasi, informasi, komunikasi, jasa keuangan, rekreasi, olahraga, budaya, pendidikan, penyediaan makanan dan minuman/restoran, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya.
Amalia juga menyampaikan bahwa tingkat inflasi yoy komponen inti Desember 2023 sebesar 1,80 persen, inflasi mtm sebesar 0,14 persen, dan inflasi ytd sebesar 1,80 persen.
Amalia juga mengungkapkan bahwa kelompok pengeluaran yang memberikan kontribusi terbesar terhadap inflasi pada bulan Desember berasal dari sektor makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,29 persen. Beberapa komoditas utama yang berkontribusi terhadap inflasi antara lain cabai merah, bawang merah, tomat, cabai rawit, beras, dan telur ayam ras.
Selain komoditas makanan, minuman, dan tembakau, Amalia juga menyebutkan bahwa komoditas lain yang signifikan berkontribusi terhadap inflasi bulanan antara lain tarif angkutan udara, emas perhiasan, dan rekreasi.
“Inflasi Desember 2023 dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk komponen harga yang mengalami gejolak, seperti beras, cabai merah, cabai rawit, bawang putih, dan daging ayam ras,” kata Amalia.
Sumber: Republika (https://ekonomi.republika.co.id/berita/s6mnoo490/bps-beras-penyumbang-andil-inflasi-terbesar-sepanjang-2023)