Heri Suroyo – 25 Januari 2024 | 11:01 – Dibaca 1.07k kali
Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah, menegaskan bahwa narasi pemakzulan atau impeachment Presiden Joko Widodo sengaja dihembuskan oleh kelompok kiri dan kanan, yakni pasangan calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 dan 3.
Menurut Fahri, mereka marah dan melihat bendera kemenangan pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang mengusung narasi keberlanjutan dan rekonsiliasi sudah tidak bisa dibendung lagi.
Dalam diskusi Gelora Talks yang mengangkat tema ‘Narasi Pemakzulan Jokowi, Upaya Menghadang Laju Prabowo-Gibran?’, Fahri mengatakan bahwa konsep keberlanjutan dan rekonsiliasi tersebut sangat kuat sehingga tidak mungkin dihadapkan dengan konsep-konsep yang tidak jelas sebagai akibat dari ketidakjelasan sistem pemilu dan mekanisme pembentukan koalisi.
Fahri menambahkan bahwa upaya untuk membangun Indonesia Emas 2045 yang merupakan gagasan Partai Gelora ini susah untuk dilawan oleh paslon yang membawa konsep marah-marah dan konsep kecewa.
Menurutnya, narasi keberlanjutan dan rekonsiliasi yang sudah terbangun solid, karena merupakan kehendak rakyat, tidak mungkin dipatahkan oleh gagasan apapun yang dilontarkan paslon 01 dan 03.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan bahwa isu pemakzulan atau impeachment terhadap Presiden Joko Widodo yang mencuat belakangan ini adalah upaya menghambat laju elektabilitas Prabowo-Gibran.
Fadli menyebut bahwa isu pemakzulan yang dihembuskan jelang Pemilu 2024 ini dari sisi timing dan urgensi tidak mewakili kehendak rakyat dan merupakan isu dari elite tertentu.