Pelaku bisnis kripto, Nanda Rizal, memantau grafik perkembangan nilai aset kripto, Bitcoin, di Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (12/3/2022).
CEO Indodax, Oscar Darmawan, menyatakan bahwa penurunan inflasi di Amerika Serikat (AS) memberikan angin segar bagi pasar kripto, terutama Bitcoin (BTC). Data dari Trading Economics dan US Bureau of Labor Statistics menunjukkan bahwa Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) lebih rendah dari perkiraan, yaitu sebesar 3,4 persen, menandakan adanya penurunan tekanan inflasi.
Hal ini berdampak pada harga BTC yang berhasil bertahan di atas 65 ribu dolar AS dan bahkan mencapai 66 ribu dolar AS setelah mengalami volatilitas sepanjang pekan tersebut. Saat ini, per Sabtu (18/5/2024), harga BTC mencapai 66.967 dolar AS.
“Momen ini memperkuat kepercayaan investor terhadap potensi Bitcoin sebagai pelindung nilai terhadap inflasi dan aset yang mampu memberikan return lebih tinggi di tengah ketidakpastian ekonomi global,” ujar Oscar dalam keterangan resmi di Jakarta pada AHAD (19/5/2024).
Kenaikan harga BTC juga didukung oleh peningkatan aktivitas perdagangan di kalangan investor ritel dan institusi. Oscar menyebut bahwa peningkatan funding rates menunjukkan adanya pembelian dengan leverage yang meningkat di banyak bursa ritel, yang merupakan momentum yang dinantikan para investor setiap bulan.
“Penurunan atau kenaikan inflasi di Amerika Serikat memiliki dampak yang signifikan terhadap suku bunga secara global. Oleh karena itu, investor menggunakan tingkat inflasi AS sebagai acuan utama dalam menentukan instrumen investasi yang paling tepat untuk dipilih,” jelasnya.
Oscar juga menyarankan para investor untuk memanfaatkan momen ini dengan melakukan investasi melalui teknik Dollar Cost Averaging (DCA) melalui fitur ‘Investasi Rutin’ di Indodax. Teknik ini membantu dalam mengatur investasi dan memberikan keuntungan pada saat-saat seperti ini.
“DCA memungkinkan investor untuk membeli kripto secara berkala dengan jumlah yang sama setiap bulan, sehingga mengurangi risiko dan dampak volatilitas pasar. Ini adalah strategi yang efektif dalam jangka panjang untuk mengakumulasi aset dengan biaya rata-rata yang lebih rendah,” tambahnya.
Sumber: Antara (Sumber: Republika)