Hari Raya Idulfitri dirayakan oleh umat Muslim di seluruh dunia dengan berbagai tradisi unik yang mencerminkan budaya masing-masing negara. Meskipun esensi perayaannya sama, yaitu sebagai hari kemenangan setelah menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh, setiap negara memiliki cara tersendiri dalam menyambut dan merayakan Lebaran. Sebagai contohnya, di Arab Saudi, warga biasanya menghabiskan waktu Lebaran dengan mengunjungi Masjidil Haram di Mekkah atau Masjid Nabawi di Madinah untuk beribadah. Masyarakat Arab Saudi juga saling mengunjungi keluarga dan teman-teman serta memberikan hadiah kepada anak-anak sebagai bentuk kebahagiaan. Salah satu hidangan khas Lebaran di Arab Saudi adalah Kabsa, nasi berbumbu dengan daging kambing atau ayam yang sering disajikan saat perayaan Idulfitri.
Di Turki, Idulfitri dikenal dengan sebutan Ramadan Bayram atau Festival Ramadan, yang juga merupakan perayaan kemenangan setelah berpuasa. Anak-anak di Turki memiliki tradisi unik yaitu berkeliling mengunjungi rumah tetangga dan keluarga dengan membawa kantong khusus untuk mengumpulkan permen, makanan manis, dan uang koin dari orang yang lebih tua. Hidangan khas Lebaran di Turki adalah Baklava, kue pastri berlapis dengan isian kacang yang sering disajikan saat perayaan Idulfitri.
Masyarakat Lebanon memiliki tradisi unik seperti mengunjungi makam keluarga untuk mendoakan sanak saudara yang telah meninggal. Di Lebanon, ziarah kubur biasanya dilakukan di awal hari setelah shalat Id. Ada juga tradisi pemberian uang kepada anak-anak sebagai bentuk kebahagiaan dalam perayaan Idulfitri. Hidangan khas Lebaran di Lebanon adalah Kaak el Eid, kue cincin khas Lebanon, Maamoul, kue berisi kacang pistachio, kenari, atau kurma yang ditaburi gula halus, dan Reez a Djeij, nasi gurih dengan suwiran ayam dan daging.
Di Pakistan, perayaan Idulfitri dimulai dengan Chand Raat, malam bulan sabit yang menandai akhir Ramadan. Pada malam tersebut, masyarakat Pakistan berbondong-bondong ke pasar malam untuk berbelanja, membeli gelang, serta menghias tangan dengan henna. Hidangan khas Lebaran di Pakistan adalah Sheer Khurma, puding susu yang dicampur dengan kurma dan bihun.
Di Maroko, Idulfitri dirayakan dengan penuh warna melalui makanan dan pakaian khas. Perempuan Maroko biasanya membuat motif hiasan di tangan menggunakan henna, sementara laki-laki Maroko mengenakan gandoura atau djellaba dengan sepatu sandal tradisional yang disebut belgha. Hidangan khas Lebaran di Maroko adalah Kaab al Ghazal, pastri berbentuk tanduk rusa, dengan almond tumbuk manis.
Meskipun Idulfitri dirayakan oleh umat Muslim di seluruh dunia, setiap negara memiliki cara tersendiri dalam merayakannya yang mencerminkan kekayaan budaya dan kebersamaan. Perbedaan tradisi di berbagai negara justru memperkaya makna perayaan Idulfitri, menjadikannya momen istimewa yang semakin indah setiap tahunnya. Lebaran bukan hanya momen untuk mempererat hubungan keluarga, tetapi juga ajang berbagi kebahagiaan dengan sesama.