Jalur Alas Roban di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, yang merupakan bagian dari Jalur Pantai Utara, dikenal sebagai salah satu jalur legendaris di Pulau Jawa. Selain menawarkan pemandangan eksotis di tengah hutan jati, jalur ini juga menantang bagi para pengendara karena terdapat tanjakan terjal dan kelokan tajam yang rawan kecelakaan, terutama saat arus mudik Lebaran dan libur nasional. Masyarakat setempat bahkan menyebutnya sebagai “jalur tengkorak” di Jawa Tengah.
Sopir bus AKAP, Fajar (30), yang telah 10 tahun melintasi rute Surabaya-Jakarta, menyampaikan betapa ekstremnya jalur Alas Roban, terutama bagi kendaraan besar. Ia selalu beristirahat di rumah makan sekitar Gringsing, Batang sebelum memasuki kawasan Alas Roban untuk memastikan kendaraannya dalam kondisi baik. Sopir truk tronton, Ary (45), juga mengungkapkan bahwa ia lebih memilih jalur tol karena keselamatan, menghindari Alas Roban terutama saat membawa muatan berat.
Meskipun Jalan Tol Trans-Jawa telah membantu mengurangi kepadatan di jalur lama, Alas Roban tetap digunakan oleh kendaraan kecil dan sepeda motor, bahkan oleh mereka yang ingin merasakan nostalgia jalur klasik tersebut. Di balik keindahannya, jalur Alas Roban memberikan pelajaran tentang kehati-hatian, respek terhadap alam, dan warisan sejarah yang mengelilinginya. Meski demikian, kondisi lingkungan sekitar Alas Roban yang masih berupa hutan dan minim penerangan turut menambah kesan angker bagi pengendara, sehingga banyak yang mengaku enggan melintasi jalur ini di malam hari.