PT MRT Jakarta (Perseroda) mencatat kemajuan pembangunan fase 2A Bundaran Hotel Indonesia (HI)-Kota dengan panjang 5,6 kilometer sudah mencapai 40 persen. Proyek MRT Fase 2A terdiri dari dua segmen, yaitu segmen pertama Bundaran HI-Harmoni yang ditargetkan selesai pada 2027 dan segmen kedua Harmoni-Kota yang ditargetkan selesai pada 2029.
“Kami telah mencapai progres 40 persen dari Bundaran HI ke Kota. Bahkan dari Bundaran HI hingga Harmoni, progresnya sudah mencapai 80 persen dan terowangannya sudah terhubung,” kata Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda), Tuhiyat, dalam diskusi panel GRC Series 2024 dengan judul “Defending Organizational Objectives: Strategies Against Fraud” yang diselenggarakan secara daring pada Kamis (22/8/2024).
Tuhiyat juga menyatakan bahwa terowangan dari Glodok ke Kota sudah terhubung. Sementara itu, dari Harmoni hingga Mangga Besar, terowangan sedang dalam proses penghubungan.
Selain itu, PT MRT Jakarta juga sedang mempersiapkan pembangunan fase 3 dari timur ke barat, yaitu dari Cikarang, Jawa Barat, hingga ke Balajara, Banten, dengan panjang 87 kilometer. Tahap pertama dari fase pertama akan dimulai dari Medan Satria-Tomang yang memiliki panjang 24,5 kilometer.
“Insya Allah, tanpa ada halangan, groundbreaking (peletakan batu pertama) akan dilakukan pada awal September oleh Presiden di perempatan Kebon Sirih, Bank Indonesia,” tambahnya.
Selain itu, PT MRT Jakarta juga sedang memproses fase 4 yang terletak di rute Fatmawati-TMII yang akan terhubung dengan LRT Jabodebek.
Semua pembangunan fase tidak menunggu selesai satu fase sebelum melanjutkan fase berikutnya guna memenuhi harapan masyarakat terhadap pentingnya transportasi publik.
“Sementara, kami tidak menggunakan anggaran dari APBD atau APBN untuk pengembangan kawasan sekitar stasiun MRT. Kami mencoba melakukan creative financing yang tidak melibatkan dana APBD atau APBN,” ungkapnya.
Fase 1 MRT Jakarta didukung oleh Japan International Cooperation Agency (JICA), sementara fase 2A didanai sekitar Rp 22,5 triliun melalui pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang melalui JICA.
Tuhiyat menyatakan bahwa PT MRT Jakarta mendapat mandat dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membangun kawasan-kawasan yang menjadi pusat konektivitas antara moda transportasi dengan bangunan dan ruang terbuka. Beberapa kawasan sudah direvitalisasi, seperti Dukuh Atas, Blok M, dan Lebak Bulus, untuk memudahkan mobilitas masyarakat.
Semua ini dilakukan dalam rangka mengintegrasikan transportasi publik sehingga masyarakat lebih mudah menjangkau tujuan mereka.