31.8 C
Jakarta
HomeBeritaTerjerat dalam Kebiasaan Belanja Akibat Algoritma

Terjerat dalam Kebiasaan Belanja Akibat Algoritma

Pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta, berjualan melalui TikTok Shop pada Selasa (12/12/2023). TikTok resmi mengumumkan bahwa mereka akan kembali membuka fitur belanja di dalam aplikasi mereka mulai Selasa, 12 Desember. Mereka bermitra dengan PT GoTo dengan investasi sebesar Rp1,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp23,4 triliun. Menurut pedagang, pada hari pertama TikTok Shop diaktifkan kembali, hanya ada 1.000 penonton dalam siaran langsung setengah hari.

Seperti halnya platform media sosial lainnya, TikTok juga memiliki algoritma sendiri untuk menyediakan konten bagi penggunanya. Menurut peneliti Center for Digital Society (CfDS) dari Universitas Gadjah Mada, Muhammad Perdana Sasmita Jati Karim, algoritma platform asal Cina tersebut berdampak pada perilaku pengguna, seperti kecenderungan impulsive buying atau belanja tanpa pertimbangan.

Karim menilai bahwa algoritma TikTok bisa mempengaruhi masyarakat untuk belanja tanpa pertimbangan. Dia juga menjelaskan bahwa masyarakat akan terpengaruh oleh konten-konten TikTok yang secara tidak langsung mendekatkan preferensi pengguna pada suatu produk.

Menurut Karim, hal ini berdampak pada masyarakat yang tidak menyadari bahwa mereka tertarik untuk membeli suatu produk bukan karena keinginan sendiri, tetapi karena pengaruh iklan yang semakin personal dan sesuai dengan ketertarikan mereka.

Perlu adanya regulasi yang jelas untuk membedakan fungsi platform sebagai media sosial dan platform e-Commerce. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki juga menyatakan bahwa TikTok Shop masih melanggar peraturan setelah beroperasi kembali, karena dinilai masih beroperasi dengan cara yang sama seperti sebelumnya.

Sumber: Republika

Stay Connected
16,985FansLike
2,458FollowersFollow
61,453SubscribersSubscribe
Berita Pilihan
Berita Terkait