27.3 C
Jakarta
HomeIwan BuleDukungan Perempuan di Pangandaran untuk Ganjar-Mahfud: Solidaritas dan Kebersamaan

Dukungan Perempuan di Pangandaran untuk Ganjar-Mahfud: Solidaritas dan Kebersamaan

DAILYPANGANDARAN – Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud melakukan berbagai cara untuk mendapatkan dukungan suara. Di Pangandaran, TPN mengadakan tari kolosal bersama 1000 perempuan.

Seribu perempuan berkumpul di Pantai Madasari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran. Mereka adalah relawan Ganjar-Mahfud dari Kuningan, Ciamis, dan Pangandaran.

Gerakan yang disebut ‘Tari kolosal’ Rakyat Membatik ini dilakukan di pesisir pantai Madasari. Mereka menari kolosal dengan bantuan seorang penari pemandu.

Deputi Inklusi TPN Ganjar-Mahfud, Jaleswari Pramodawardani, mengatakan bahwa dukungan dari kalangan perempuan diwujudkan dengan aksi tari kolosal di tepi pantai.

Beliau menyatakan, “Ini menunjukkan bahwa gerakan tari memiliki makna yang mendalam, bukan hanya sekadar tarian, tetapi setiap gerakan memiliki arti.”

Menurutnya, menari merupakan ekspresi tubuh yang mencerminkan keanggunan dan kecantikan perempuan. “Kami ingin menunjukkan bahwa perempuan memiliki hak untuk bergerak dengan bebas dan juga merupakan bagian dari simbol persatuan.”

Ia juga menyatakan tari kolosal ini sebagai bentuk gotong-royong dan ajakan, karena politik tidak selalu kotor. “Gerakan tari ini menunjukkan nilai-nilai budaya, harmoni, dan ekspresi tentang persatuan.”

Dia juga menekankan bahwa dalam konteks politik sekarang, politik harus bersifat berbudaya dan tidak merugikan satu sama lain. “Politik harus untuk kebaikan semua orang.”

Di tempat yang sama, Tokoh Perempuan di Pangandaran, Ida Nurlaela Wiradinata, menyambut baik gerakan tari kolosal yang diadakan oleh TPN Ganjar-Mahfud di Pangandaran.

“Iini menunjukkan bahwa kami perempuan memiliki hak untuk berekspresi dan menunjukkan bahwa perempuan tidak hanya hidup di dapur,” katanya.

Ia juga menyatakan bahwa tari tradisional yang melibatkan 1000 perempuan merupakan ciri khas bahwa kehidupan harus berbudaya.

“Karena negara juga harus beriringan dengan budaya agar tari tradisional tetap lestari. Ini bukan hanya tentang dukungan perempuan kepada Ganjar-Mahfud, tetapi juga tentang makna dalam gerakan tari itu sendiri,” ucapnya.

Sumber link

Source link

Stay Connected
16,985FansLike
2,458FollowersFollow
61,453SubscribersSubscribe
Berita Pilihan
Berita Terkait